Cuaca panas bisa menjadi pemicu demam. Meskipun demam biasanya membaik dengan sendirinya, kondisi ini sebaiknya tidak diabaikan. Ketahui beberapa penyebab demam karena cuaca panas dan cara mengatasinya di bawah ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Cuaca panas bisa menjadi pemicu demam. Meskipun demam biasanya membaik dengan sendirinya, kondisi ini sebaiknya tidak diabaikan. Ketahui beberapa penyebab demam karena cuaca panas dan cara mengatasinya di bawah ini.
Demam adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh hingga di atas 38 derajat Celsius (°C). Pada umumnya, demam disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
Ketika terinfeksi, sistem kekebalan tubuh berupaya melawan serta mematikan mikroorganisme berbahaya dengan meningkatkan suhu tubuh.
Demam juga bisa disertai gejala penyakit infeksi lainnya, seperti batuk, pilek, diare, atau kelelahan.
Akan tetapi, demam karena cuaca panas tidak disebabkan oleh infeksi. Yang terjadi adalah cuaca panas membuat tubuh kesulitan membuang panas sehingga suhu tubuh pun meningkat.
Hal ini dapat terjadi bila Anda terpapar sinar matahari dalam waktu lama atau sedang berada di lingkungan yang sangat panas dan lembap.
Paparan panas tingkat tinggi dan ketidakmampuan tubuh untuk mendinginkan diri bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit terkait panas (heat-related illness).
Umumnya, gejala demam atau kenaikan suhu tubuh ini muncul pada kondisi yang cukup parah, seperti kelelahan akibat panas (heat exhaustion) dan sengatan panas (heat stroke).
Berikut ini adalah sejumlah faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami demam saat cuaca panas.
Penyebab umum dari demam selama cuaca panas adalah dehidrasi. Paparan panas membuat tubuh kehilangan cairan dan elektrolit lebih cepat melalui keringat.
Jika Anda tidak segera mengganti cairan yang hilang tersebut, tubuh tidakakan bisa mendinginkan diri secara efektif. Hal ini dapat memengaruhi suhu tubuh dan meningkatkan kemungkinan terjadinya demam.
Berolahraga atau melakukan pekerjaan di bawah terik matahari dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh.
Ini karena aktivitas fisik berat bisa meningkatkan produksi panas oleh otot. Di sisi lain, sistem tubuh tidak mampu untuk mendinginkan diri Anda secara efektif.
Obat-obatan, termasuk diuretik dan antidepresan, bisa mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.
Lebih lanjut, obat diuretik bisa membuat tubuh kehilangan banyak cairan melalui urine saat buang air kecil. Akibatnya, Anda lebih mudah mengalami demam karena cuaca panas.
Studi dalam jurnal Cureus (2022) menyebutkan bahwa beberapa jenis antidepresan, seperti sertraline dan amitriptyline, membuat penggunanya lebih sensitif terhadap panas dan membuat suhu tubuh bisa naik hingga di atas 41°C.
Kondisi medis penyerta alias komorbiditas, seperti penyakit jantung dan diabetes, dapat menyulitkan tubuh Anda untuk mengatur suhunya.
Kelebihan berat badan dan obesitas juga dapat menyebabkan tubuh menahan lebih banyak panas.
Beberapa penyakit kronis dapat mengganggu keseimbangan termoregulasi, yakni mekanisme untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil meski suhu di lingkungan sekitar berubah.
Gejala demam mungkin muncul bila Anda bepergian ke daerah dengan iklim panas atau punya risiko tinggi untuk mengalami gelombang panas.
Kombinasi suhu panas dan tingkat kelembapan yang tinggi menyebabkan keringat sulit menguap. Ini dapat mengurangi kemampuan tubuh Anda untuk mendinginkan diri.
Pendekatan dalam mengatasi demam karena cuaca panas berfokus untuk mendinginkan tubuh, mencegah dehidrasi, dan menurunkan komplikasi yang lebih parah.
Beberapa langkah yang dapat membantu Anda mengatasi kondisi ini adalah sebagai berikut.
Jika demam tidak membaik dalam satu jam atau muncul gejala lain, misalnya kebingungan atau kehilangan kesadaran, sebaiknya segera cari bantuan medis.
Dokter dapat memberikan cairan infus untuk mengatasi dehidrasi dan meresepkan obat-obatan sesuai dengan gejala yang Anda alami.
Tindakan yang tepat dan cepat dapat mencegah komplikasi serius akibat kenaikan suhu tubuh yang terlampau tinggi.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar